dimas prasetya
2011122
apikes citra medika surakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Puskesmas adalah
suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas
pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Adapun upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan di Puskesmas untuk mewujudkan pelayanan
kesehatan yang optimal meliputi pelayanan peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan (kuratif), upaya pencegahan (preventif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif). Semua kegiatan tersebut
ditujukan kepada semua penduduk dan tidak dibedakan jenis kelamin dan golongan
umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia, kegiatan ini dimulai
dari proses pencatatan hingga pelaporan. Proses tersebut diselenggarakan oleh
unit rekam medis.
Dari
keterangan di atas penulis mengambil judul “Pengelolaan
Rekam Medis dan Informatika Kesehatan di Puskesmas Purwosari Surakarta ditinjau
dari Alur Prosedur dan Desain Formulir
Rekam Medis”.
B. Rumusan Masalah
Penyusunan
laporan ini dapat kita ambil rumusan masalah tentang, bagaimana pengelolaan
rekam medis dan informatika kesehatan di UPTD Puskesmas Purwosari Surakarta
ditinjau dari alur prosedur rekam medis dan desain formulir?
C.
Tujuan
Masalah
Pelaksanaan
Praktik Lapangan siklus III/Semester IV tahun akademik 2012/ 2013 memiliki
tujuan sebagai berikut :
1.
Tujuan Umum
a.
Memperkenalkan
kepada mahasiswa tentang rekam medis dan sistem informasi kesehatan di UPTD
Puskesmas Purwosari Surakarta ditinjau dari alur dan prosedur rekam medis.
b.
Memberi
kesempatan pada mahasiswa untuk melaksanakan fungsi penyelenggaraan prosedur
rekam medis untuk dimanfaatkan guna keperluan pasien dan Puskesmas.
2.
Tujuan Khusus
a. Mengetahui
alur dan prosedur rekam medis di Puskesmas Purwosari Surakarta.
b. Mengetahui
penerapan sistem dan sub sistem rekam medis meliputi : penamaan, penomoran,
penyimpanan, dan pelaporan di Puskesmas Purwosari Surakarta.
c. Mengetahui
peralatan penunjang pelayanan rekam medis di Puskesmas Purwosari Surakarta.
d. Mengetahui formulir-formulir rekam medis di
Puskesmas Purwosari Surakarta.
D.
Manfaat
Manfaat yang
diperoleh dari pelaksaan Praktik Lapangan siklus III/Semester IV tahun akademik
2012/ 2013 ini adalah :
1.
Bagi
Akademik
a.
Menciptakan
mahasiswa yang profesional agar siap bersaing di dunia kerja.
b.
Menambah
referensi untuk perpustakaan kampus.
c. Sebagai
bahan masukan untuk mengembangkan ilmu rekam medis.
2.
Bagi
Puskesmas
a. Sebagai masukan dan pertimbangan dalam meningkatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas.
b. Sebagai
sarana evaluasi pengelolaan rekam medis dan informatika kesehatan.
3.
Bagi
Mahasiswa
a.
Untuk
menambah pengetahuan dan pengalaman dengan cara mempraktikan ilmu yang telah di
dapat dari kampus.
b. Meningkatan
keterampilan dan pengetahuan mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang
timbul di tempat kerja.
E.
Ruang
Lingkup
1. Lingkup Materi : Pengelolaan
Berkas Rekam Medis Ditinjau dari Alur Prosedur dan Desain Formulir Rekam Medis di
Puskesmas.
2. Lingkup Lokasi : Puskesmas Purwosari
Surakarta.
3. Lingkup Objek : Unit Rekam Medis.
4. Lingkup Metode : Metode Observasi
dan Wawancara.
5. Lingkup Waktu : 29 April s.d. 24 Mei 2013.
BAB II
LANDASAN
TEORI
A.
Sejarah
dan Tujuan Rekam Medis
- Sejarah Rekam Medis
Rekam
medis merupakan catatan dan ingatan tentang praktik kedokteran yang telah
ditemukan atau diketahui manusia sejak
25.000 tahun sebelum masehi atau sejak praktik
kedokteran atau pengobatan. Rekam medis sudah diganti sebagai dasar-dasar
pembelajaran ilmu kedokteran oleh Hipocrates sejak
450 tahun sebelum masehi yang menyimpan hasil
pemeriksaan pasien, mencatat hasil penemuannya.
Rekam medis di Indonesia telah ada
sejak pra kemerdekaan, namun dalam hal pencatatan belum baik. Pada tahun
1972-1989 penyelenggaraan rekam medis masih belum berjalan seperti yang
diharapkan. Adanya PP NO 10 tahun 1960 yang mewajibkan setiap petugas kesehatan
untuk menyimpan dan menjaga berkas rekam medis pasien sehingga kerahasiaan
dokumen rekam medis dapat terjamin.
Rekam medis adalah catatan yang
berisikan segala data mengenai pasien mulai dari identitas, anamnesa,
pemeriksaan, diagnosis, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan
kepada seorang pasien yang melakukan kunjungan ke unit pelayanan kesehatan.
Makna dari rekam medis sangatlah luas karena berhubungan dengan informasi
mengenai data riwayat berobat pasien
B.
Sistem Rekam Medis
Sistem
terdiri dari beberapa kumpulan unsur-unsur yang menjadi satu dan saling
berhubungan untuk mencapai tujuan sistem yang bersangkutan. Menjalankan suatu
prosedur sistem diperlukan suatu kebijakan dan ketentuan peraturan serta
pedoman agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Berikut ini
adalah sistem dan sub sistem didalam
rekam medis :
1. Sistem Penamaan
Nama
merupakan suatu identitas yang paling pokok dalam diri seseorang. Nama juga
dapat membedakan antara orang yang satu dengan orang yang lain. Suatu bangsa,
suku, atau Negara mempunyai cara dan
ciri tersendiri didalam penulisan nama seseorang.
2.
Sistem Penomoran
Menurut
Bambang Shofri (2002) ada tiga sistem pemberian nomor (Admission Numbering System), yaitu :
a. Penomoran Cara Seri
Pemberian
nomor cara seri atau dikenal dengan Serial
Numbering System (SNS) adalah suatu sistem penomoran dimana setiap pasien
yang berkunjung ke rumah sakit atau puskesmas selalu mendapatkan nomor baru dan
nomor yang telah diberikan kepada pasien dicatat pada kartu indeks utama pasien
yang bersangkutan..
b. Penomoran Cara Unit
Pemberian
nomor cara unit atau dikenal dengan Unit
Numbering System adalah sistem penomoran yang memberikan satu nomor rekam
medis pada pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap, gawat darurat dan bayi
baru lahir. Setiap pasien mendapat satu nomor pada saat pertama kali pasien
datang ke rumah sakit atau puskesmas dan digunakan untuk selamanya,.
c. Penomoran Cara Seri Unit
Pemberian
nomor dengan seri unit atau dikenal dengan Serial
Unit Numbering System adalah sistem pemberian nomor dengan menggabungkan
sistem seri dan unit,Adaptasi lain dari sistem penomoran secara unit dapat
dibagi menjadi dua dan sangat popular dengan fasilitas pelayanan kesehatan
yaitu :
a. Social
security Numbering
Yaitu
penomoran yang berhubungan dengan lingkungannya dan hanya di Amerika Serikat
dan efektif pada veteran administration
hospital. Keuntungannya adalah dapat dibedakan dengan pasien lainnya.
b. Family
Numbering
Yaitu
penomoran yang berhubungan dengan keluarga (satu nomor untuk satu keluarga).
Terdiri dari sepasang digit tambahan yang ditempatkan pada setiap keluarga.
Keuntungan dari sistem ini adalah semua informasi pada satu keluarga terkumpul.
Kerugiannya adalah sering adanya perubahan misanya : perceraian, perkawinan
kembali.
3. Sistem Penyimpanan
Sistem
penyimpanan yaitu suatu cara penyimpanan berkas rekam medis yang berisi data
dan informasi hasil pelayanan dari pasien secara individu yang dimasukkan
kedalam folder atau map.ditinjau dari
pemusatan atau penyatuan DRM penyimpanan dibagi menjadi dua :
a. Sistem Sentralisasi
Yaitu
suatu cara penyimpanan berkas rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan.
Dokumen rekam medis rawat jalan dan
rawat inap disimpan menjadi satu dalam satu folder
atau map.
b. Sistem Desentralisasi
Yaitu
suatu sistem penyimpanan dengan cara memisahkan antara DRM rawat inap, DRM
rawat jalan, dan DRM gawat daruarat pada folder
tersendiri dan ruangan tersendri pula.
4. Sistem Penjajaran
Menurut
Bambang Shofri (2002) sistem penjajaran yaitu suatu cara penyimpanan DRM
kedalam rak penyimpanan yang disusun berdiri sejajar atau satu dengan yang
lainnya. Penjajaran nomor DRM ada tiga cara yaitu :
a. Straight
Numerical Filing
(SNF)
Yaitu
sistem penyimpanan dengan cara menjajarkan folder
DRM berdasarkan urutan langsung
nomor rekam medis atau secara berturut-turut sesuai dengan urutan nomornya.
Misalnya : 00-00-01
00-00-02
b. Terminal
Digit Filing (TDF)
Yaitu
suatu sistem penyimpanan DRM dengan menjajarkan folder berdasarkan pada kelompok dua angka terakhir
Misalnya : seksi 23 seksi 02
08-04-23 25-11-02
09-04-23 26-11-02
c. Middle
Digit Filing (MDF)
Yaitu
suatu sistem penyimpanan DRM dengan menjajarkan folder DRM berdasarkan urutan nomor rekam medis pada dua angka
kelompok tengah.
Misalnya :
seksi 70
40-70-28
40-70-29
5. Sistem Pelaporan
a. Assembling (Perakitan)
Assembling adalah salah satu bagian unit rekam medis yang mempunyai
fungsi sebagai peneliti kelengkapan isi dan merakit dokumen rekam medis sebelum
disimpan. Formulir yang digunakan di assembling
yaitu kartu kendali yang merupakan formulir berwujud kartu dan digunakan
untuk mengendalikan dokumen rekam medis yang belum lengkap.
b. Coding
dan Indexing
Coding dan
indexing adalah salah satu bagian
dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok mencatat dan meneliti kode
penyakit serta diagnosis yang ditulis dokter.
c. Analising dan Reporting
Analising dan reporting adalah
salah satu bagian dalam rekam medis yang tugasnya mengumpulkan data kegiatan
dari unit pelayanan kesehatan. Berfungsi untuk menganalisa semua data rekam
medis yang masuk ke unit rekam medis untuk diolah menjadi sebuah informasi yang
disajikan dalam bentuk laporan guna mengambil keputusan manajemen. Jenis dan peride laporan adalah sebagai
berikut :
d. Filing
Filing di
dalam dunia rekam medis bertanggungjawab terhadap penyimpanan, retensi, dan
pemusnahan dokumen rekam medis. Formulir yang digunakan di filing adalah tracer
yaitu kartu yang menunjukkan kemana pindahnya dokumen tersebut. Isi dari tracer meliputi nomor rekam medis, nama
pasien, tanggal peminjaman, nama dan unit pengguna, tujuan pengambilan dan
tanggal pengambilan. Sedangkan kegunaan dari tracer adalah untuk memudahkan pengambilan dokumen rekam medis dan
mencatat apabila dokumen rekam medis itu hilang.
C.
Desain Formulir Rekam Medis
1. Pengertian
desain formulir
Menurut
Bambang Shofari (1998),formulir adalah secarik kertas yang memiliki ruang untuk
diisi. Sedangkan
menurut Enny
Rachmani (2003), bahwa desain formulir adalah
kegiatan merancang formulir berdasarkan kebutuhan pencatatan transaksi
pelayanan, kegiatan pelayanan dan penyusunan atau pembuatan laporan organisasi
2.
Aspek-aspek desain formulir
Menurut
Enny Rachmani (2003), dalam mendesain formulir ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan yaitu :
a. Aspek Anatomi
1) Kepala (Heading)
Memuat judul dan informasi mengenai formulir, nama dan alamat organisasi,
tanggal penerbitan dan nomor halaman.Sebuah sub judul harus digunakan kalau
judul memerlukan penjelasan atau klasifikasi lebih lanjut. Batas kanan bawah
merupakan tempat terbaik untuk penempatan identifikasi formulir dan tanggal
penerbitan. Apabila formulir akan diisi oleh atau dikirimkan ke ruang di luar
organisasi, nama, dan alamat fasilitas asuhan kesehatan harus dimasukkan ke
dalam judul.
2) Pendahuluan (Introduction)
Memuat informasi pokok yaitu nama pasien (identifikasi pasien), nomor rekam
medis, ruang serta kelas perawatan, keluhan pasien dan riwayat penyakit. Bagian
pendahuluan ini menjelaskan tujuan formulir, terkadang tujuan ditunjukkan oleh
judul. Apabila penjelasan lebih lanjut diperlukan, pernyataan yang jelas bisa
dimasukkan ke dalam formulir untuk menjelaskan tujuannya.
3) Perintah (Intruction)
Harus disingkat dan harus berada pada bagian atas formulir. Pengguna harus
bisa segera menentukan beberapa copy
diperlukan, siapa yang harus mengajukan formulir dan kepada siapa harus
dikirimkan. Instruksi atau perintah bisa diletakkan pada bagian depan formulir
kalau terdapat tempat yang cukup. Jika diperlukan instruksi yang detail, sisi
balik formulir bisa digunakan namun harus ada rujukan mengenai hal ini pada
instruksi umum. Instruksi yang panjang bisa diletakkan pada lembaran atau buku
kecil yang terpisah. Instruksi bisa saja tersedia pada derektif (petunjuk) administratif yang dikeluarkan oleh fasilitas.
Instruksi tidak boleh diletakkan di antara ruang-ruang entry, karena akan membuat formulir terkesan berantakan dan
mempersulit pengisian.
4) Badan (Body)
Merupakan badan formulir yang disesuaikan untuk kerja formulir yang
sesungguhnya. Dalam menyusun urutan-urutan data harus logis, sistematis,
konsisten, sehingga mudah dibaca dan dipahami. Pertimbangan lain yang harus
diperhatikan dalam suatu badan formulir meliputi :
a)
Margins
(Batas Pinggir)
Batas pinggir ini tidak
hanya menambah penampilan dan kegunaan formulir, tapi juga pada kesanggupan
untuk merancang formulir secara fisik. Margin minimum harus disediakan 0, 32 cm
pada bagian atas, 1,27 cm di bagian bawah, dan 0, 76 cm pada sisi-sisi. Jika
yang digunakan adalah stok kartu, paling kurang 0, 32 cm harus disediakan
sebagai margin untuk semua sisi. Dapatkan spesifikasi pencetak mengenai margin
ini jika ‘image’ formulir mencapai
pinggir kertas atau kartu. Proses ini disebut sebagai “bleeding”, dan gaya ini bisa menyebabkan meningkatnya biaya
penanganan.
b)
Spacing
(Spasi)
Spacing
adalah ukuran area entry data. Pada waktu mendesain formulir dengan data yang
akan diisi dengan mesin ketik, ikuti petunjuk ini :
(1) Horizontal spacing
: spacing 0, 25 cm bisa menerima huruf Times
New Roman memberikan ruang entry maksimum. Sedangkan spasi ekstra jika perlu
untuk mencegah “crowding”.
(2) Vertical spacing
: terdapat enam garis vertical setiap
inci pada mesin ketik standar, elite
atau pica. Berikan 1/6” atau
kelipatanya untuk setiap baris pengetikan.
c)
Rules (Garis)
Rules adalah sebuah garis vertical
atau horizontal. Garis ini bisa langsung (solid),dotted)
atau parallel berdekatan yang
melayani berbagai tujuan. terputus-putus (
d) Type style (Tipe Huruf)
Jenis huruf ini penting dalam
hal keterbacaan dan penonjolan untuk suatu formulir paling baik adalah menggunakan
sedikit mungkin jenis dan ukuran huruf. Item-item dengan tingkat kepentingan
yang sama hendaknya dicetak dengan huruf yang sama disemua bagian formulir.
e)
Cara pencatatan
Cara pencatatan
dapat dilakukan dengan tulisan tangan, ketik atau komputer.
5) Penutup (Close) merupakan komponen utama terakhir formulir kertas, ruangan
ini untuk tanda tangan persetujuan.
b.
Aspek Fisik
Desain formulir dalam pembuatanya harus
memperhatikan aspek fisik meliputi :
1)
Bahan
Analisis bahan yang digunakan,
berat kertas dan kualitas kertas yang berkaitan dengan penyimpanan.
2)
Warna
Warna yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kebutuhan dalam merancang suatu formulir.
3)
Ukuran
Menggunakan
ukuran yang praktis (disesuaikan dengan kebutuhan isi formulir).
4)
Bentuk
Menyatakan bentuk (vertical,
horizontal atau persegi panjang)
c.
Aspek isi
Desain formulir dalam pembuatannya harus
memperhatikan aspek isinya yaitu :
1)
Butir data atau item
Item-item sudah harus disusun dalam suatu urutan yang
wajar pada sebuah formulir
2)
Pengelompokan data
Item yang sudah ada tadi dikelompokan menurut jenis pengelompokan datanya
masing-masing.
3)
Pengurutan
Menurut pengelompokan datanya apakah sudah sesuai atau belum.
4) Caption atau
kejelasan kata
Perancangan
formulir harus menjaga penggunaan dan memiliki tulisan yaitu dengan kejelasan
kata untuk pencarian yang baik dalam penggunaan kata harus tepat. Jika kata
yang dipakai tidak tepat maka akan menimbulkan tanggapan atau jawaban yang
beda.
5) Terminologi
data
Ada atau tidaknya istilah dalam
bahasa medis yang tidak diketahui oleh orang awam yang perlu diberi keterangan
dalam bahasa Indonesia.
D. Alur
dan Prosedur Rekam Medis
Demi kelancaran proses
pelayanan terhadap kunjungan pasien, maka diperlukan alur dan prosedur yang
tetap dalam pelayanan tersebut. Dalam hal ini kunjungan dibedakan menjadi 2
kriteria yaitu kunjungan seorang ke Puskesmas induk dan Puskesmas pembantu baik
untuk mendapat pelayanan kesehatan maupun sekedar keterangan sehat dan
kunjungan khusus.
1. Alur
dan prosedur pasien
a. Pengunjung
baru dari keluarga yang belum mempunyai Kartu Tanda Pengenal Keluarga ( KTPK )
1)
Pasien yang mengambil nomor urut dan
menunggu panggilan petugas
2)
Petugas memanggil pasien sesuai nomor
urut
3)
Petugas menulis identitas keluarganya
pada buku register dan catatan medis
4)
Petugas membuat KTPK untuk keluarga
tersebut
5)
Petugas membuatkan Family Folder dan
kartu status yang baru untuk keluarga tersebut
6)
Petugas menuliskan pada buku cacatan
harian kunjungan pasien
7)
Petugas menyerahkan KTPK kepada pasien
dengan catatan bila berobat kembali harap dibawa
8)
Petugas menyerahkan kartu status ke
bagian pengobatan yang dikehendaki
b. Pengunjung baru bagi keluarga yang sudah
mempunyai KTPK
1)
Pasien atau keluarga mengambil nomor
urut dan menunggu panggilan petugas pendaftaran
2)
Petugas memanggil pasien denngan nomor
urut
3)
Pasien menyerahkan KTPK, tetapi salah
satu anggota keluarganya belum terdaftar
4)
Petugas menulis identitas pasien baru
yang keluarganya sudah mempunyai KTPK
5)
Pertugas tidak membuatkan KTPK dan Family
Folder karena salah satu anggota keluarganya sudah terdaftar
6)
Petugas menuliskan pada buku catatan
harian kunjungan pasien dan menyerahkan kemballi KTPK kepada keluarga
7)
Petugas menyerahkan kartu status ke
bagian pengobatan yang dikehendaki.
c. Pengunjung
lama dari keluarga yang sudah mempunyai KTPK dan membawa KTPK
1)
Pasien atau keluarganya mengambil nomor
urut dan menunggu panggilan petugas pendaftaran
2)
Pasien menyerahkan KTPK kepada petugas
3)
Petugas mencari dan mengambil Family
Folder di rak penyimpanan sesuai nomor indeks keluarganya
4)
Petugas mengambil kartu status lama
pasien
5)
Petugas menuliskan pada buku catatan
harian kunjungan pasien
6)
Petugas menyerahkan kembali KTPK, kepada
pasien dan menyerahkan kartu status ke bagian pengobatan yang dituju.
d. Pengunjung lama dari keluarga yang sudah mempunyai
KTPK tetapi lupa membawa KTPK
1)
Pasien atau keluarganya mengambil nomor
urut dan menunggu panggilan petugas
2)
Petugas memanggil pasien sesuai dengan
nomor urut
3)
Pasien lupa membawa KTPK, maka petugas
menggunakan nama keluarganya dan alamat keluarga tersebut
4)
Petugas mencari pada buku register dan
cacatan medis
5)
Setelah sesuai nomor indeks keluarganya,
petugas mencari dan mengambil Family Folder di rak penyimpanan
6)
Petugas mengambil status pasien lama dan
mencatat pada buku catatan harian kunjungan pasien
7)
Petugas menyerahkan kembali KTPK kepada pasien dan menyerahkan kartu
status sesuai dengan bagian pengobatan yang dituju.
E.
SIMPUS
( Sistem Informasi Manajemen Puskesmas )
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
adalah proses menyelaraskan tujuan organisasi dan tujuan pegawai Puskesmas.
Menurut Drucker, pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
bertujuan untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,
yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010
(Departemen Kesehatan, 2004). Follet
mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain. Sebagai konsekuensi dari perubahan lingkungan Puskesmas, baik internal
maupun eksternal maka Puskesmas harus senantiasa berubah. Misal : sarana prasarana
(manual → komputerisasi).
Pengelolaan kerja Puskesmas telah diatur
oleh Departemen Kesehatan dengan menerbitkan buku “PEDOMAN KERJA PUSKESMAS”
yang digunakan oleh seluruh Puskesmas di seluruh Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan selama praktek di
UPTD Puskesmas Purwosari banyak pelajaran yang
penulis dapatkan, maka dari pengamatan ini penulis menyimpulkan :
1.
UPTD Puskesmas Purwosari didirikan pada tahun didirikan
pada tanggal 1 April 1993, yang beralamatkanJln.
Flamboyan Dalam No. 2 Solo.
2.
Puskesmas merupakan
unit pelayanan teknis dinas kesehatan kota yang bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja masing-masing yang
telah ditetapkan.
Sistem dan sub sistem
rekam medisnya sudah sesuai dengan prosedur yang ada dimana sistem penamaan
ditulis apa adanya sesuai dengan nama pasien, sistem penomorannya dengan
menggunakan sistem family folder, sistem
penjajaran straight numering system (SNF)
atau secara langsung maka dalam pencarian dokumen menjadi lebih mudah dan
cepat, sistem penyimpanan secara desentralisasi, sistem pelaporannya mengunakan Program Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang disetiap tempat pelayanan di UPTD Puskesmas Purwosari komputer yang ada
sudah dalam satu server sehingga data yang ada pada masing-masing tempatpelayanan
berkesinambungan dandilakukan
pengiriman data setiap bulan dan tri bulan ke DKK.
3.
Peralatan penunjang
yang digunakan terdiri dari formulir-formulir pencatatan dan pelaporan,
komputer dan printer dan peralatan penunjang lainnya dimana pada unit pelayanan
kesehatan sudah mempunyai peralatan penunjang tersebut.
4.
Alur prosedurnya sudah
berjalan dengan baik dan lancar dan sudah menggunakan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dengan baik, sehingga dalam pengolahan dan
mengentry data harian pasien rawat jalan, rawat inap dan gawat darurat dapat
dilakukan dengan lebih mudah.
B. Saran
1. Sebaiknya perlu adanya penambahan tinggi rak, agar dokumen dapat masuk dengan rapi.
2. Sebaiknya barang-barang
bawaan petugas dibuatkan tempat tersendiri agar tidak memenuhi rak tempat
penyimpanan dokumen rekam medis sehingga rak-rak yang masih kosong bisa
digunakan untuk penyimpanan dokumen dan alat-alat rekam medis lainnya.
3.
Untuk dokumen berkas
rekam medis rawat inap dan rawat jalan sebaiknya dijadikan satu folder saja dan menggunakan sistem
penomoran family folder untuk memudahkan tndak lanjut pemeriksaan jika
suatusaat pasien berkunjung kembali dan untuk sistem penjajaranya tetap
menggunakan sistem penjajaran secara unit. Hal itu lebih efisien dan lebih
ringkas dalam penyimpanan karena tidak terlalu memakan tempat.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar